"Selamat Datang di Weblog .::KPI Fans club::. | Mari bersama Dukung Bontang Fc …!!! Kalau bukan kita siapa lagi...| Dan Terima Kasih Atas atas kunjungan anda

Sabtu, 29 Mei 2010

Bontang FC Miliki Modal Cukup Aldo dan Kenji Berpeluang Jadi Top Scorer ISL 2009/2010

BONTANG - Babak akhir Indonesia Super League (ISL), atmosfer seru akan kembali tersaji di Kaltim. Persebaya dan Persik dua tim yang kini memiliki kans terakhir untuk menjalani babak play off dan membuka peluang tetap bertahan di pentas ISL musim depan menentukan nasibnya dilaga terakhir.

Kabar serunya lagi, keluarnya keputusan Komisi Banding PSSI yang memberikan pengampunan Persik Kediri atas kekalahan walk out (WO) dari Persebaya saat gagal menyelenggarakan pertandingan pada 29 April lalu. Komding berdalih, Persik gagal menggelar pertandingan karena masalahan legalitas, dan mereka mengajukan banding. Imbasnya pun tak hanya berlaku bagi kedua tim.

Tapi juga mengalir pada Bontang FC. Bagaimana tidak, dengan dianulirnya laga Persik kontra Persebaya, otomatis poin 3 Persebaya akan dicabut. Dengan demikian, posisi aman sudah dikantongi BFC jika laga ulangan nanti Persik mampu mengungguli Persebaya. Kendati demikian, pelatih BFC Fakhri Husaini mengaku tak ingin membuat timnya berleha-leha jelang pertandingan, Minggu (30/5) besok.

“Nggak ada pengaruh (keputusan komding, Red). Kami ingin menang lawan Persebaya. Dengan kemenangan tentu akan memperbaiki track record kami,” ungkap Fakhri kemarin. Selain itu, kata Fakhri, laga terakhir akan memberikan pengaruh dua pemainnya, yakni Aldo Baretto dan Kenji Adachihara yang masih berpeluang merebut sepatu emas musim ini.

Aldo kini mengoleksi 17 gol, sedangkan sementara Kenji 14 gol. Aldo hanya terpaut satu gol dari Alberto Goncalves da Costa (Persipura) yang sudah mengoleksi 18 gol. Pertandingan terakhir nanti, BFC juga dipastikan sudah memiliki modal cukup. Cedera yang dialami gelandang tangah Kan Kikuchi juga sudah dinyatakan membaik.

 Hanya saja, Joko Sidik yang dipastikan absen karena akumulasi karu kuning. “Kami ingin memberikan kesan manis bagi pendukung setia BFC dengan kemenangan,” pungkas Fakhri. Mentahnya keputusan WO yang dialami Persik membuat kans tim Kota Tahu untuk bertahan di ISL musim depan terbuka meski hanya setitik. Pelatih Persik Agus Yuwono mengaku, akan berjuang hingga peluang itu benar-benar tertutup.

“Peluang kami masih terbuka, kendati harus melalui play off kami sangat bersyukur,” ungkapnya. Bagi Persebaya tidak ada pilihan lain, mereka wajib mencuri poin dipertandingan terakhir saat lawan BFC. ''Kami harus all-out mencari poin,” kata asisten pelatih Persebaya Ibnu Graham kemarin.

Keputusan dianulirnya kemenangan WO yang didapat atas Kediri seakan menambah beban berat lawan BFC setelah sebelumnya dikalahkan Persisam 3-1, Rabu (26/5) lalu. Selain itu, beberapa pilar Persebaya juga masih kelelahan setelah menjalani tur Papua.(*/nan/ktp)

Prioritas Laga Pamungkas BFC Istirahatkan Pemain demi Ladeni Persebaya

BONTANG – Saat ini Bontang FC memang sudah nangkring di zona aman dan menjauhi hukuman degradasi. Namun semuanya bisa jadi tak berguna apabila di partai terakhir gagal mendulang poin atas Persebaya Surabaya. Karena itulah, laga terakhir yang akan digelar Minggu (30/5) lusa, akan menentukan nasib The Reds Equator lolos dari ancaman relegasi ke divisi utama.
BFC memang hanya membutuhkan hasil imbang dari The Green Force untuk memastikan lepas dari skenario terburuk menjalani play off degradasi melawan peringkat keempat divisi utama. Ya, hal itu bisa saja menjadi kenyataan andai Persebaya yang kini berada di peringkat 15 klasemen sementara, atau posisi play off, mampu mengalahkan anak asuh Fakhri Husaini. Dengan koleksi 39 angka, Persebaya menjadi ancaman terbesar BFC yang kini baru mengumpulkan 41 poin. 
Kondisi inilah yang memaksa BFC mempersiapkan laga terakhir dengan lebih serius. “Kami istirahat total untuk memberikan masa pemulihan bagi pemain. Partai terakhir sangat menentukan bagi kami karena lawan yang dihadapi juga masih memiliki kesempatan lolos otomatis,” ujar Andi Satya Adi Saputra, manajer BFC.
Andi Adi, begitu Andi Satya Adi Saputra biasa disapa, mengakui timnya saat ini dalam kondisi mental yang sangat bagus. Namun yang menghawatirkan adalah cedera yang dialami beberapa pemain pilar. Empat pemain saat ini masuk ruang terapi. Mereka adalah Marcelino Mandagi, Kan Kikuchi, Sardianata dan Ali Khaddafi. Ketiga nama terakhir, merupakan pemain yang absen saat BFC mengalahkan Persik Kediri 3-0, dua hari lalu. Sementara Marcelino Mandagi terancam absen karena memgalami cedera dalam pertandingan tersebut.
Cedera yang dialami Marcelino merupakan cedera kambuhan yang sebelumnya dialami saat melawan Persema Malang, Minggu (16/5) lalu. Marcelino juga dipaksa absen saat melawan Arema Indonesia. “Cederanya kambuh lagi. Kami belum tahu apakah ia bisa diturunkan lawan Persebaya,” tutur Andi Adi.
“Karena itu kami libur dan hanya melakukan pengkondisian. Sabu pagi kami baru kembali berlatih,” imbuh Andi Adi.
Sementara itu kondisi  Ali Khaddafi, Sardianta dan Chika, panggilan akrab Kan Kikuchi sudah mulai menunjukkan peningkatan. Ali Khaddafi yang demam setelah kembali dari Malang menuturkan kondisinya semakin baik. “Ya, sudah lumayan. Mudahan bisa main lawan Persebaya,” tutur pemain yang juga merupakan anggota timnas Togo tersebut.(obi)

Laga Balas Dendam

SAKIT HATI masih dirasakan kubu Bontang FC yang disingkirkan Persebaya dari pentas Piala Indonesia dengan cara yang sangat menyakitkan. Kala itu, BFC yang bermain di Grup K yang digelar di Surabaya, harus kalah 0-1 di pertandingan kedua dari Persebaya karena dihukum penalti pada masa injury time. Dan, laga di Stadion Mulawarman, Minggu (30/5) mendatang akan dijadikan arena balas dendam BFC.
Kekalahan ini yang menyebabkan skuad Fakhri Husaini tampil drop dan harus menelan kekalahan saat lawan Persibo Bojonegoro 2-1 di laga terakhirnya di babak 16 besar Piala Indonesia. Dan BFC harus mengakhiri kiprah di Piala Indonesia dengan status juru kunci grup lantaran dalam laga perdana juga kalah 1-4 atas Persib Bandung.
“Kami ingin membalas kekalahan di Piala Indonesia. Kami hanya ingin menang. Itu juga untuk memastikan kami lolos otomatis,” ungkap Manajer BFC Andi Satya Adi Saputra kemarin.
Hal senada juga diungkapkan pelatih BFC Fakhri Husaini. “Kami ingin menyempurnakan kemenangan di laga terakhir,” kata Fakhri.
Modal yang dimiliki BFC pun terbilang bagus. Kepercayaan diri Aldo Baretto dkk dalam kondisi puncak menyusul hasil meyakinkan 3-0 melawan Persik Kediri. Motivasi besar juga ditambah dengan kans Aldo Baretto dalam memburu posisi top scorer Superliga.
Prestasi itu bisa jadi obat pelipur lara karena sejauh ini BFC terus-terusan berkutat di papan bawah. Dan bagi Bontangmania sepatu emas bagi pemainnya bisa dianggap prestasi yang luar biasa. Rizal, salah seorang pentolan Bontangmania mengaku bangga dengan kapasitas yang dimiliki pemain BFC musim ini.
“Paling tidak ada prestasi yang bisa dilihat dari tim kami. Selain bertahan di Superliga kami juga ingin Aldo jadi top skor,” ujar Rizal.
Kini, Aldo bersaing dengan Christian Gonzales yang merupakan top skor Ligina dalam 4 musim terakhir,   Erick Week Lewis dan Boaz Solossa dengan koleksi 17 gol. Namun jumlah itu masih kalah dari kreasi Alberto Goncalvez dengan 18 golnya.(obi/nan/ktp)

Kamis, 27 Mei 2010

Duo Kaltim Benamkan Duo Jatim

SAMARINDA– Trio Kaltim yang mentas di Indonesia Super League (ISL) berhasil mengalahkan lawan-lawannya. Meski laga paling prestisius dialami Persiba Balikpapan yang menodai rekor kandang Persib 2-1 di Bandung, tapi kemenangan yang paling berarti didapat Persisam Putra Samarinda dan Bontang FC. Pasalnya, kedua tim tersebut berhasil lepas dari bayang-bayang degradasi.
Di Stadion Segiri kemarin sore, Persisam menggulung Persebaya Surabaya 3-1. Kini, Persisam sudah berada di peringkat 10 klasemen sementara dengan koleksi 43 poin. Namun di saat bersamaan Persisam masih terancam pengurangan poin, tapi itu akan dipermudah apabila Persisam bisa mengamankan laga terakhir kala menjamu Persik Kediri, Minggu (30/5). “Kemenangan ini sangat berarti bagi kita semua.
Saya juga bangga dengan banyaknya penonton yang memberi motivasi kepada pemain,” ujar H Harbiansyah Hanafiah, General Manager Persisam. Pantas saja kalau Pak Haji, begitu Harbiansyah biasa disapa terlihat begitu emosional. Pasalnya ia merelakan diri turun gunung untuk mengobati Pesut Mahakam --julukan Persisam-- yang sempat terluka akibat konflik di tubuh manajemen pada putaran pertama lalu.
Karena itulah, Pak Haji tetap menginginkan pemainnya tampil ngotot untuk memperbaiki peringkat Persisam di klasemen akhir. “Semoga di pertandingan terakhir kita bisa meraih kemenangan lagi. Paling tidak kita bisa berada di papan tengah pada klasemen akhir,” kata dia. Ya, jika mampu memetik kemenangan di pertandingan terakhir, Persisam bisa berada di posisi 9 besar klasemen akhir dengan catatan Persema gagal memetik angka penuh ketika bertemu Sriwijaya FC.
Itulah sebabnya Persisam tetap membidik poin sempurna. "Artinya kemenangan lawan Persik memiliki banyak arti bagi kita. Selain semakin memperbaiki posisi, kemenangan menjadi modal motivasi bagi pemain sebelum main di Piala Indonesia," terang Harbiansyah. Kegembiraan juga dirasakan BFC. Kemenangan penting atas Persik Kediri 3-0 malam tadi juga membuat The Reds Equator untuk sementara beranjak dari zona merah.
BFC mengumpulkan 41 poin dan unggul 2 poin dari Persebaya. Namun BFC belum bisa sepenuhnya bernapas plong karena pada laga terakhir justru harus menjamu Persebaya. Ancaman degradasi BFC bisa datang melalui jalur play off degradasi yang kini ditempati Persebaya.
Persik sendiri sudah pasti terbenam ke Divisi Utama musim depan. “Memang kami hanya perlu hasil imbang. Tapi kami tidak mau berspekulasi. Kami tetap mengincar kemenangan,” ujar Manajer BFC, Andi Satya Adi Saputra.(obi/upi/kpnn)

Cetak Dua Gol, Buka Kesempatan Top Skor

SELAIN membuat langkah Bontang FC menghindari degradasi kian mudah, dua gol Aldo Baretto malam tadi juga membuatnya masuk nominasi pencetak gol terbanyak musim ini. Koleksinya kini menyentuh angka 17 dan terpaut satu gol dari duet Persipura, Alberto Goncalves-Boaz Salossa. Aldo masih memiliki kesempatan menambah pundi golnya saat menjamu Persebaya Surabaya, Minggu (30/5) mendatang.
Demi mewujudkan ambisi itu, Aldo mengaku mendapat dukungan dari rekan setim termasuk pelatih Fakhri Husaini. Secara khusus Fakhri menginstruksikan pemain lain untuk memberikan dukungan penuh pada Kenji dan Aldo untuk menjadi top scorer. “Ya, Kenji dan Aldo cukup subur musim ini mereka mencetak 30 gol untuk tim. Saya tentu akan mendukung mereka mencetak gol sebanyak-banyaknya untuk menjadi top scorer,” ungkap Fakhri, malam tadi.
Dia melihat, pada pertandingan melawan Persik Kediri duet yang dikenal dengan nama Kendo tersebut, bermain cukup bagus. Peluang pun tercipta tidak hanya pada Aldo saja. Kenji pun banyak membuka peluang mencetak gol. Sayang, masih kurang beruntung. Mencetak dua gol ke gawang Persik, langsung disyukuri oleh Aldo. “Sangat senang mencetak gol.
Dan tentu sangat berarti karena tim menang,” ungkapnya. Ia mengaku kontribusi pemain lain sangat berpengaruh terhadap kinerjanya di lini depan. “Pasti akan tampil maksimal lawan Persebaya. Semoga bisa mencetak gol lagi,” ungkapnya yang mendedikasikan golnya untuk keluarga besarnya dan pendukung BFC.(*/nan)

Garansi Tempat Terbaik (3) Bontang FC vs Persik (0)

BONTANG – Persik Kediri menjadi pijakan terbaik Bontang FC meninggalkan zona degradasi. Kemenangan 3-0 yang diraih malam tadi, selain mengantarkan juara Ligina dua kali tersebut ke Divisi Utama musim depan, juga membuat eksistensi The Reds Equator di kancah tertinggi sepak bola Indonesia, terjaga.
Meski belum sepenuhnya aman, BFC kini tinggal membutuhkan hasil imbang saat menjamu Persebaya di pertandingan terakhir, Minggu (30/5) mendatang.
kasta ke Divisi Utama musim depan.  
Gol kemenangan BFC dicetak bomber kandidat top skor ISL, Aldo Baretto dimenit ke-54 dan 75, satu gol lainnya diciptakan Cornelius Geddy tiga menit jelang laga bubar.
Kendati mendominasi dalam penguasaan bola,  BFC baru bisa memecah kebuntuan pada babak kedua. Solidnya pertahanan Persik yang digalang Harianto, Na Byung-yu, Tito Purnomo dan Khusnul Yuli membuat peluang duet Kenji Adachihara-Aldo Baretto di babak pertama selalu terpatahkan.. Selain itu, gemilangnya Fauzi Toldo, kiper Persik juga salah satu faktor yang membuat skor 0-0 bertahan hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, BFC yang didukung ribuan Bontangmania langsung menekan. Akhirnya Aldo membuka skor di menit ke-9 babak kedua. Striker berkebangsaan Paraguay tersebut mampu memanfaatkan umpan matang Arifki Eka Putra yang menggiring bola dari tengah lapangan.
Umpan matang itu sempat mendarat terlebih dulu di kepala Kenji Adachihara sebelum diarahkan ke Aldo yang mengkonversinya menjadi gol. Tidak jauh berbeda, gol kedua Aldo pun diciptakan dari skema yang sama. Tapi kini giliran Fadil Sausu yang memberikan umpan. Bola lambung di sambut Aldo dengan tendangan keras.
Tertinggal dua gol tak membuat anak asuh Fakhri Husaini mengendurkan serangan. Tiga menit sebelum peluit panjang berbunyi, Cornelius Geddy mampu memungkasi laga dengan golnya j. Tendangan keras mendatar merobek jala Persik untuk ketiga kalinya.
“Kami bersyukur mampu memenangi laga. Memang, babak pertama agak sulit menembus pertahanan Persik. Tapi, terjawab pada babak kedua, kami mampu mencetak gol,” ungkap Fakhri.
Sementara itu, kekecewaan tersirat pada wajah Agus Yuwono pelatih Persik. Ia mengatakan, panjang dan padatnya jadwal kompetisi membuat timnya kelelahan dan membuat timnya kalah di Bontang. “Kami cukup lelah. Dalam waktu sepuluh hari kami harus bermain lima kali. Tentu akan sangat berpengaruh pada permaian kami,” keluhnya. (*/nan/ktp)

Eliminasi Pesaing Bontang FC vs Persik Kediri

BONTANG – Tugas super berat akan dijalani Bontang FC kala menjamu Persik Kediri di Stadion Mulawarman, mala mini (kick off pukul 19.15 Wita). Tidak salah jika pelatih BFC Fakhri Husaini melabeli partai ini sebagai partai final. Bukan lantaran memperbutkan title juara, namun karena tim yang kalah dari laga ke-33 bagi kedua tim di Indonesia Super League (ISL) akan menentukan eksistensi di kancah tertinggi sepak bola tanah air musim depan.
Menang memang menjadi keharusan, namun, penggawa The Reds Equator –julukan BFC- tidak boleh terbebani, karena keuntungan lebih memihak pada Aldo Baretto dkk. Keuntungan terbesar tentu saja suntikan motivasi dari Bontangmania, -julukan supporter BFC- yang siap me-merah-kan Mulawarman.
Bukan hanya itu, pasukan arahan Agus Yuwono yang menyandang status juara Ligina dua kali tersebut sekarang berada di level yang lebih rendah, zona degradasi. Maklum, dengan mengumpulkan nilai 35 setelah menjalani 32 partai, Persik berada di peringkat 16 dan menyisakan Pelita Jaya, serta Persitara yang sudah pasti terlempar ke divisi utama musim depan.
Dan besar kemungkinan Persik akan menjadi tim kedua yang meninggalkan ISL, dengan syarat BFC bisa menjinakkan tim berjulukan Macan Putih itu. Pasalnya dengan nilai 38, BFC hanya perlu memenangi laga atas Persik untuk dua tujuan sekaligus, aman dari degradasi otomatis, sekaligus mengeliminasi satu pesaing.
Sebenarnya, dengan kemenangan belum menjamin posisi aman. Karena BFC masih terancam menempati posisi 15 di klasemen akhir, yang berarti play off degradasi dengan peringkat ke-4 divisi utama. Skenario terburuk itu jelas tidak ingin terwujud, pasalnya itu akan menjadikan kerja semakin berat.
Bukan hanya itu, setelah berganti nama, BFC merupakan satu dari empat tim ISL yang tidak pernah turun kasta sejak era sepak bola profesional dimulai pada 1994 silam. “Ini partai final bagi kami. Persik juga pastinya akan mati-matian di Bontang. Karena secara matematis mereka masih punya peluang untuk melewati posisi kami.
Tapi kami tidak akan memberikan kemudahan bagi mereka. Kami hanya menginginkan kemenangan,” ujar Fakhri Husaini. Sadar dengan kewajiban memetik poin 3, Fakhri sudah mewanti-wanti pasukannya untuk menjaga segala potensi lawan.
Bahkan, pelatih yang menjadi legenda hidup Bontang FC (PKT) saat mengantar tim bentukan PT Pupuk Kaltim tersebut meraih posisi runner up Ligina 2001, sudah membuang jauh-jauh potensi perusak harmonisasi timnya.
Tidak tanggung-tanggung, pemain berpengalaman seperti Patricio Jimenez yang dianggap tidak mau mengikuti aturan main yang dibuatnya, disingkirkan dari tim. “Saya menegaskan kepada semua pemain, siapa yang paling siap, itu yang saya pasang,” tutur mantan gelandang timnas era 90-an itu. Namun Fakhri tetap harus mewaspadai kondisi internal timnya yang kekuatannya berkurang karena absennya beberapa pemain.
Dari penuturan dr I wayan Sukarta, dokter tim BFC, ada bebeapa pemain yang diragukannya bisa tampil. Kan Kikuchi serta Sardianata masih menjalani terapi karena trauma pada bagian gluteus kiri. Sementara Sardianata mengalami gangguan pada engkel kaki kiri. Itu ditambah dengan kondisi Ali Khaddafi yang masih sakit. “Kemungkinan besar keduanya tidak bisa dimainkan.
Tapi saya masih melihat kondisi terakhirnya besok pagi (pagi ini, Red.),” ujar dr Wayan. Meski dengan kewaspadaan, Fakhri tampaknya juga bisa memaksimalkan keuntungan karena lawan tak bisa turun dengan kekuatan terbaik. Adalah libero asal Kamerun, Jhon Onorionde Kugebe yang absen karena akumulasi kartu.
Dengan demikian, duet Kenji Adachihara-Aldo Baretto bisa lebih mudah mengacak-acak pertahanan Persik. Tidak penting skor besar seperti saat terakhir menang atas Persijap Jepara 4-1 (28/4) lalu, atau kali terakhir BFC menang dari 6 laga yang dilewati termasuk Piala Indonesia, namun konsistensi mewujudkan 3 poin yang ditunggu Bontangmania. Itulah syarat paling mudah menggaransi tempat di ISL musim depan.(obi)

Selasa, 25 Mei 2010

Pato Pantas Dihukum? Alasan ke Jakarta, Ternyata di Hotel Persisam

BONTANG – Santernya pemberitaan di media yang menyebut Patricio Jimenez bersikap indisipliner akhirnya membuat bek Bontang FC asal Chile tersebut angkat bicara. Pato, begitu ia biasa disapa menilai hukuman yang diberikan pelatih yang tidak akan memakainya lagi dalam dua laga sisa BFC di Superliga sebagai tindakan yang tidak adil karena merasa tak pernah diajak komunikasi oleh pelatih Fakhri Husaini. Namun terdapat temuan bukti lain yang akhirnya menguatkan alasan pelatih untuk menghukumnya.
Kejadian yang membuat Pato tersingkir dari skuad Fakhri adalah saat ia mangkir dari latihan yang digelar sehari sebelum BFC menantang Arema Indonesia di Stadion Kanjuruhan Malang, 19 Mei lalu. Namun Pato yang memiliki alasan kenapa hal itu terjadi, tidak mendapat kesempatan berbicara dengan Fakhri.
“Saya sudah mencoba ngomong dengan pelatih. Tapi dia bilang sibuk terus. Saya waktu itu sudah mau ngomong alasan saya tidak latihan. Waktu itu (Selasa 18 Mei, Red.) pagi saya baru pulang dari Jakarta karena melihat anak saya yang sakit. Karena hari Senin tim libur, maka saya ke Jakarta dan paginya saya balik ke Malang. Ternyata sampai di hotel tim sudah berangkat latihan. Dan ini saya omongkan ke pelatih, tapi dia tidak mau bicara sama saya,” ucap Pato.
Sekarang, yang diminta Pato hanyalah sikap adil dari pelatih untuk berbicara dengannya soal kejadian di Malang yang membuatnya terlempar dari tim. “Saya tidak mau disalahkan terus-terusan. Kalau saya tidak dimainkan lagi itu terserah pelatih. Yang saya mau, pelatih dan pengurus lebih komunikasi dengan pemain,” ujarnya.
Namun, alasan yang disampaikan Pato ternyata tidak serta merta diterima Fakhri. Pasalnya, komunikasi yang coba dijalin Pato kepada Fakhri baru terjadi usai latihan di Stadion Kanjuruhan, atau Selasa (18/5) siang. “Apa benar kalau memang dia ke Jakarta dan menengok anaknya. Kalau seperti itu seharusnya dia minta izin ke saya, sebelum dia berangkat,” ujar Fakhri Husaini.
Satu fakta lain yang sebenarnya tidak diketahui Fakhri dan tim BFC saat di Malang, Senin (17/5) malam, Pato ternyata berada di Hotel Olino Garden, yang merupakan tempat menginapnya tim Persisam Putra Samarinda. Hal ini diketahui oleh wartawan Samarinda Pos (Grup Kaltim Post) yang mengikuti tim Persisam selama tur di Malang.
“Satu lagi, kalau memang Pato ke Jakarta, mana bukti tiketnya, dengan pesawat apa dan jam berapa dia pulang pergi,” tutur Fakhri.
“Tapi sekarang saya tidak mau terbebani dengan keputusan saya mencoretnya. Saya memiliki dasar kuat untuk tidak memainkannya lagi. Ini juga disetujui manajemen. Sekarang fokus kami hanya tertuju pada dua pertandingan menghadapi Persik dan Persebaya.
Toh tanpa Pato saat melawan Arema, kami juga mampu menunjukkan perlawanan terbaik. Kalaupun akhirnya kalah, saya bisa mempertanggungjawabkan kekalahan itu. Dan saya pikir masalah Pato hanya sampai di sini saja.
Karena kalau memang dia tidak puas dengan keputusan saya, silakan dia ajukan keberatan ke saya dan saya siap berbicara soal ini, bahkan di depan manajemen. Saya punya 26 pemain, tanpa Pato, kami masih bisa berbuat.
Karena dia saya rekrut bukan karena tenaganya semata, tapi saya berharap dia bisa menunjukkan kedewasaannya baik saat di lapangan atau di luar lapangan,” pungkas Fakhri.(obi)

Penentuan di Kalimantan 4 Tim Hindari Degradasi

SURABAYA. Pekan ini menjadi masa paling menentukan bagi tim-tim yang terseok di Indonesia Super League musim 2009-2010. Empat tim yang saat ini bersaing ketat lepas dari jeratan degradasi harus berjuang pada dua laga terakhir yang sangat menentukan.

Mereka adalah dua tim Jatim Persebaya dan persik yang akan melawat ke kandang dua tim asal Kalimantan, Persisam dan Bontang FC. Persebaya menghadapi Persisam (26/5) dan Bontang FC (30/5), sedangkan Persik dijamu Bontang FC (26/5) serta Persisam (30/5).
Saat ini, Persisam dengan 40 poin di peringkat 13 memang lebih baik ketimbang Persebaya di peringkat 14 dengan poin 39. Tapi kebutuhan Elang Borneo menambah poin lebih tinggi dari Persebaya. Ronald Fagundes dkk diharuskan memaksimalkan enam poin dari dua laga kandang karena mereka masih dihantui pengurangan tiga poin.

Jika mereka sukses memenangkan pertandingan melawan Persebaya dan Persik, poin maksimal Persisam hanya 43 setelah dikurangi tiga poin. Karena itu, laga antara Persisam kontra Persebaya besok dipastikan berjalan alot karena keduanya ngotot berburu poin.

Bagi Persebaya, mencuri poin dari dua away terakhir bisa membuat mereka di atas angin. Jika bisa menahan imbang atau bahkan menang dari dua laganya, bukan hanya tambahan poin yang bermanfaat bagi Persebaya. Mereka juga akan bersyukur dengan berkurangnya daya saing Persisam atau Bontang FC dalam persaingan lepas dari degradasi. "Karena itu kami harus all out mencari poin di sana. Entah dari satu kemenangan atau dari dua seri," kata asisten pelatih Persebaya Ibnu Grahan kemarin (24/5).

Namun Persebaya harus dihadapkan pada absennya sejumlah pilar seperti Jeon Byung-Euk karena cedera. Di sisi lain, tujuh dari 20 pemain yang dibawa kemarin telah mengantongi kartu kuning. Mereka adalah, Taufiq, Sunaji, Patricio Morales, Satrio Syam, Andi Oddang, Wijay, serta Syaifudin, Endra Prasetya.
Beban lebih berat justru dirasakan Persik di dua laga away mereka. Saat ini, Saktiawan Sinaga dkk baru mengoleksi 35 poin dan tercecer di peringkat 16. Sementara calon lawannya, Bontang FC satu setrip di atasnya (15) dengan 38 poin.

Jika Macan Putih menang di dua laga terakhir, mereka akan membuka peluang berlaga di babak playoff. Itupun, dengan catatan Persisam jadi dikurangi tiga poin atau kalah ketika menjamu Persebaya. Tapi jika kalah di laga melawan Bontang besok, hampir pasti Persik akan terdegradasi.
Karena itulah, Agus telah menyiapkan strategi khusus menghadapi Bontang FC besok. Salah satunya dengan menyiapkan strategi menyerang. Persik sendiri kemarin bertolak ke Bontang dengan kekuatan 18 pemain.  "Kami memang harus menang di Bontang," kata dia.

Tapi tak mudah meraih tiga poin di kandang Bontang FC. Sebab, tim asuhan Fachri Husaini itu butuh kemenangan untuk mengamankan posisi mereka. Beban Persik mengalahkan Bontang FC akan semakin berat karena di laga besok mereka tak bisa menurunkan sejumlah pilar. Salah satunya adalah bek OK John yang terkena akumulasi kartu. (uan/jie/jpnn/smdpost)

Senin, 24 Mei 2010

BFC Lindungi Pemain Kendo Prioritas, Pato Pasti Dilepas

BONTANG – Dua pertandingan Bontang FC di kompetisi ISL musim ini tampaknya akan dijadikan sarana memantau pemain yang akan diproyeksikan untuk musim depan. Memang posisi BFC musim depan baru bisa ditentukan dalam dua laga ke depan. Meski demikian, manajemen mulai memperhitungkan pemain yang bakal dipertahankan.

Patokan yang dipakai ternyata mengacu pada performa yang ditunjukkan saat menghadapi Persik Kediri (26/5) dan Persebaya (30/5). Karena itulah, keseriusan serta daya juang pemain menjadi perhatian utama karena akan dijadikan rujukan manajemen dalam menilai calon pemain musim depan. Manajer BFC, Andi Satya Adi Saputra mengatakan saat ini sudah ada pembicaraan dengan beberapa pemain.

Namun ia enggan menyebut pemain yang dimaksud. Pasalnya secara resmi kontrak pemain akan berakhir setelah kompetisi musim ini berakhir 30 Mei nanti. “Kami sudah mulai melakukan pembicaraan dengan beberapa pemain. Tapi belum ada kesepakatan karena nantinya kami akan melakukan pembaharuan kontrak. Kontribusi yang sudah diberikan menjadi acuan dalam kontrak itu nantinya,” ujar Andi Satya.

Saat disinggung duet Kenji Adachihara-Aldo Baretto yang menjadi mesin gol BFC, Andi Satya hanya bergeming. Namun dari ucapannya yang akan memprioritaskan pemain dengan kontribusi besar, maka tidak salah jika duet Kendo menjadi prioritas utama pemain yang akan dipertahankan. “Nanti saja, kami akan umumkan nama pemain kalau semuanya sudah pasti.

Sekarang kami hanya melakukan pembicaraan awal,” ujarnya. Dari penuturan Andi Satya, atau yang biasa disapa Andi Adi, tidak semua penggawa The Reds Equator musim ini semuanya akan dipertahankan. Salah satu yang sudah pasti didepak adalah bek Patricio Jimenez. Sikap buruknya yang ditunjukkan saat melakoni tur Malang, minggu lalu, membuat manajemen serta tim pelatih jengah dengan ulahnya.

Ultimatum yang diberikan pelatih Fakhri Husaini yang tidak akan memasang lagi bek asal Chile tersebut menjadi salah satu landasan kuat. “Dia sudah menunjukkan kepada kami bagaimana sikap yang dia miliki. Jelas pemain seperti itu tidak pantas kami pertahankan. Memang dari sisi kemampuan di lapangan, dia bisa jadi panutan rekan-rekannya.

Tapi attitude di luar lapangan ternyata tidak sebanding dengan penampilannya. Dan itu sudah mengecewakan pelatih,” tutur Andi Adi. Patricio Jimenez yang direkrut pertengahan musim ini memang mampu berkontribusi pada perbaikan lini belakang BFC. Bahkan Adi menilai ia bisa mentransformasi kemampuannya kepada para pemain belakang yang sudah terlebih dulu berseragam merah-merah BFC.

Tapi, hal itu tidak dibarengi dengan sikapnya di luar lapangan. Terakhir, Patricio bahkan mangkir dari latihan saat BFC mempersiapkan diri melawan Arema Indonesia. Meski akhirnya terpinggirkan dari tim karena tenaganya tidak akan dipakai hingga akhir musim, namun Pato, begitu ia biasa disapa, tetap akan berada di Bontang hingga kontraknya berakhir.

“Kami tak mau dipusingkan dengan kemungkinan adanya selisih paham dan terimbas efek buruk pemain yang diputus kontraknya di tengah jalan. Biasanya pemain asing lebih memilih mengadukan masalah-masalah seperti ini ke FIFA. Bukannya kami takut berurusan, tapi sekarang fokus kami hanya pada dua pertandingan Superliga,” ucap Adi.(obi/jaz/ktpost)

Minggu, 23 Mei 2010

Bernapas Lega Pemain BFC Mulai Sembuh dari Cedera

BONTANG – Menjelang dua laga super penting yang dilakoni Bontang FC, kabar baik kembali datang dari pasukan arahan Fakhri Husaini. Pelan tapi pasti, badai cedera yang menghantui beberapa pilar penting kini mulai berlalu. Meski belum sepenuhnya, namun harapan bisa menurunkan kekuatan terbaik saat menjamu Persik Kediri, Rabu (26/5) mendatang tetap terbuka.
Bertambahnya kekuatan itu berasal dari pilar yang mengalami cedera dalam tur Malang, minggu lalu. Di antaranya adalah Kan Kikuchi, Fadil Sausu, Aridki Eka Putra, Sardianata, Sumardi serta Marcelino Mandagi. Meski membaik, kekuatan BFC tetap akan tereduksi dari tidak akan dimainkannya Patricio Jimenez dalam dua laga sisa.
Soal Pato, begitu pemain asal Chile tersebut biasa dipanggil, Fakhri sudah menegaskannya saat menjelang laga kontra Arema (19/5) lalu. Pemain berambut gondrong tersebut mangkir dari latihan dan membuat tim pelatih serta manajemen BFC berang. Karena itulah, Fakhri akhirnya memutuskan tidak akan menggunakan lagi tenaga pemain yang musim lalu memperkuat Persisam Putra Samarinda tersebut. Bahkan manajemen sudah menjatuhkan sanksi berupa pemotongan gaji.
Ketiadaan Pato ternyata sudah bisa ditambal dengan membaiknya penampilan trio Joko Sidik, Iqbal Samad dan Rusdiansyah di jantung pertahanan. Terbukti, kekalahan 0-3 dari Arema bukan lantaran kinerja lini belakang yang buruk, namun karena The Reds Equator harus bermain dengan 10 orang dan bisa dibilang tanpa penjaga gawang. Pasalnya Sumardi yang ditarik keluar digantikan Joko Sidik karena stok pergantian pemain sudah habis.
Namun cerita sedih di Malang tersebut tampaknya tidak akan terulang saat meladeni perlawanan Macan Putih. Kini BFC sudah mulai menyongsong laga yang akan menjadi penentu kiprah di Superliga musim depan tersebut dengan latihan keras. Dua hari terakhir, latihan sudah kembali digelar dan menyertakan pemain-pemain yang sempat cedera.
Dari penuturan dokter tim, dr I Wayan Sukarta, hanya Marcelino Mandagi yang belum bisa berlatih sekeras koleganya. Pemain yang pernah merumput di Persma Manado tersebut masih menjalani terapi penyembuhan cedera hamstring kaki kirinya.
“Marcel belum bisa latihan. Hanya joging ringan dan belum bisa seperti teman-temannya. Tapi kalau pemain lain sudah latihan normal,” tutur Wayan.
Jelas dengan kekuatan yang memadai, armada Kota Taman bisa menatap laga dengan lebih mantap. Pasalnya, donasi 3 poin dari kemenanganlah yang bisa menyelamatkan BFC. Karena di sisi lain, Persik yang posisinya tepat berada di bawah Aldo Baretto cs juga mengincar kemenangan di Stadion Mulawarman. Kini Persik baru mengumpulkan 35 poin, atau 3 angka di belakang BFC.
“Kami memang sudah bertekad memenangkan semua laga sisa di kandang. Apalagi melawan Persik yang jadi pesaing terdekat kami,” tutur Andi Satya Adi Saputra, manajer BFC.(obi/ktp)

Sabtu, 22 Mei 2010

Manfaatkan Tekanan Persik BFC Menatap Positif Dua Laga Sisa

BONTANG - Angin segar menghampiri Bontang FC yang akan menjamu Persik Kediri, Rabu (26/5) di Stadion Mulawarman. Pasalnya, Macan Putih –julukan Persik- saat ini dalam tekanan hebat menyusul hasil buruk di tur Papua dan absennya beberapa pilar utama. Juara Ligina 2003 dan 2006 tersebut kini berada tepat di bawah BFC di klasemen sementara dengan menempati urutan ke-16.

Koleksi 35 poin mereka hanya terpaut 3 dengan The Reds Equaor –julukan BFC. Pertemuan antarkedua tim ini pun menjadi final tim yang akan terdegradasi musim depan. Hitungan matematis, BFC bisa langsung memastikan satu tempat musim depan dengan satu kemenangan lagi. Donasi 3 angka menjadikan poin 41, dan mengamankan anak asuh Fakhri Husaini dari hukuman turun kasta.

Dan jika itu didapat saat melawan Persik, maka nilai Persik yang hanya menyisakan dua laga, termasuk di Bontang, tidak akan mungkin melampaui perolehan anak-anak Kota Taman. “Kami wajib memenangkan dua pertandingan kandang. Apalagi melawan Persik, itu jadi final bagi kami,” ujar Manajer BFC, Andi Satya Adi Saputra.

Dengan keharusan seperti itu, BFC kini diuntungkan dengan kondisi calon lawan yang mentalnya ambruk setelah berjuang mati-matian di kandang Persiwa (kalah 0-2) dan Persipura (kalah 0-1). Belum lagi kenyataan sekarang Persik juga dikejar pesaing terdekat, Pelita Jaya Karawang. Meski tipis, peluang Pelita dinilai lebih besar daripada milik anak asuh Agus Yuwono.

Pasalnya dengan dua laga sisa yang semuanya akan digelar di kandang saat menghadapi Persela Lamongan dan Persijap Jepara, Pelita kini mengumpulkan nilai 33. Artinya, jika semuanya bisa dimenangkan, bisa dipastikan Persik akan terlempar dari persaingan elit sepak bola negeri ini musim depan. Seperti dikutip dari Radar Kediri (Grup Jawa Pos), Pelatih Agus Yuwono tidak bisa memainkan kekuatan terbaiknya saat menantang BFC.

Adalah stopper asal Nigeria, Onorionde Kugebe Jhon yang harus diparkir karena akumulasi kartu kuning. “Ya kami tidak bisa menurunkan OK Jhon. Dia terkena akumulasi kartu,” kata Humas Persik Nur Muhyar. Meski demikian, kewaspadaan tetap harus diusung Aldo BAretto dkk.

Pasalnya Persik akan mati-matian menyongsong laga kali ini. Dengan tekanan besar seperti itu, seharusnya BFC bisa mengambil keuntungan. Pasalnya, hanya dengan mengalahkan tim Kota Tahu tersebut tim yang sejak berdiri pada 1987 tersebut tidak pernah turun kasta, akan tetap mengibarkan bendera di kompetisi teratas Indonesia.(obi/ktp,ftbyucik)

Khaddafi Korban Rasisme Roman

KEKALAHAN Bontang FC 0-3 atas Arema Indonesia semakin dirasa menyakitkan bagi Ali Khaddafi. Bukan karena cedera yang diterima, namun karena sikap rasis yang ditunjukkan pemain Arema, Roman Chmelo. Kejadian yang tertangkap kamera antv yang menayangkan langsung pertandingan kemarin tersebut membuat pemain asal Togo tersebut merasakan sakit hati.

“Saya tidak terima dengan sikap seperti itu,” ujar Ali Khaddafi. Aksi rasis Roman terjadi saat ia berbenturan dengan Ali Khaddafi di menit 87. Setelah bertubrukan, Roman yang terlebih dulu bangun, kemudian menirukan gerakan monyet yang ditujukan kepada Ali. Sontak Ali langsung berusaha mengejar Roman, namun langsung dicegah pemain BFC lainnya.

Kejadian ini pun diutarakan Manajer BFC Andi Satya Adi Saputra saat jumpa pers. Ia mengatakan akan meneruskan keberatan yang dirasakan Ali. “Kami sudah melaporkan kejadian ini untuk dicatat Pengawas Pertandingan. Dan, semua yang melihat pertandingan juga lihat sikap Roman. Sekarang tinggal dari Komisi Disiplin saja menilai kejadian seperti ini. Jangan sampai pemain asing yang seharusnya menjadi contoh bagi pemain lokal, justru menunjukkan sikap-sikap buruk,” ujar Andi Satya.(obi)

Sampai Titik Penghabisan (3) Arema vs Bontang FC (0)

MALANG– Persaingan menuju juara Indonesia Super League (ISL) musim ini tampaknya segera berakhir. Kemenangan Arema Indonesia 3-0 (1-0) atas Bontang FC mengokohkan tim berjulukan Singo Edan tersebut di puncak klasemen sementara dengan 69 poin. Sedangkan bagi BFC, kekalahan membuat upaya lolos dari ancaman degradasi harus diupayakan sampai kompetisi berakhir.

Kini, BFC yang sudah memainkan 32 laga baru mengoleksi 38 poin dan berada di peringkat 15. Sebenarnya dengan sekali kemenangan, tim berjulukan The Reds Equator tersebut menggaransi satu tempat di ISL musim depan. Namun apa daya, bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-65 dan menjadikan Joko Sidik sebagi kiper pengganti Sumardi karena pergantian pemain sudah tiga kali, membuat perlawanan spartan anak-anak Kota Taman berakhir.

Ya, sejak saat itu, BFC yang tertinggal sejak menit ke-14 melalui gol tendangan bebas Esteban Gulien, seolah mengibarkan bendera putih. Praktis, dengan sepuluh pemain Aldo Baretto cs hanya bisa mengandalkan serangan balik. Itu jelas tidak bisa mengimbangi determinasi Arema yang memang pada pertandingan kemarin melakukan tekanan sangat hebat.

Sejatinya, di depan puluhan ribu Aremania yang memadati Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Rabu (19/5), BFC memiliki berbagai peluang untuk menciptakan skor. Termasuk gol sundulan Aldo Baretto di menit ke-12 yang sudah melewati garis gawang Arema namun tidak disahkan wasit Armando Pribadi. Faktor inilah yang sedikit banyak menjadikan mental anak asuh Fakhri Husaini drop.

Namun hingga babak pertama berakhir skor 1-0 tidak berubah. Di babak kedua, BFC yang sudah melakukan pergantian pemain kala Sardianata mengalami cedera dan digantikan Trias Budi, kembali melakukan pergantian pemain. Satria Feri dimasukkan untuk menggantikan Kan Kikuchi, sementara Cornelis Gedy masuk menggantikan Arifki Eka Putra yang juga mengalami cedera.

Pertandingan kerasa menjurus kasar inilah yang disayangkan manajemen BFC. “Kami tidak bisa maksimal, justru karena sikap kasar lawan. Dan wasit tidak memberikan perlindungan kepada kami,” ujar Manajer Andi Satya Adi Saputra. Dan, malapetaka datang saat kiper Sumardi melakukan gerakan yang tidak perlu. Kejadian di menit 65 tersebut pantas disayangkan karena akhirnya menjadikan kiper kawakan tersebut tidak bisa menjaga gawangnya.

Posisi penjaga gawang pun dipercayakan pada bek muda, Joko Sidik. “Setelah kejadian itu, kami sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Meski perlawanan masih bisa kami berikan sampai menit delapan puluhan, tapi dua gol tambahan saya anggap wajar karena penjaga gawang tidak ditempati kiper,” ujar Fakhri Husaini. “Saya sangat menyayangkan tindakan Sumardi.

Sebagai kiper kawakan, tidak seharusnya dia melakukan gerakan seperti itu. Selain tidak berguna karena bola memang sudah off side, Sumardi juga tidak bisa mengamankan bola,” imbuh Fakhri. Sementara itu, pelatih Arema Robert Rene Albert mengakui kemenangan ini menjadikan timnya hanya butuh satu poin untuk juara. Namun ia juga mengakui tidak mudah menang atas Bontang FC. “Kami terbebani karena harus menang. Di babak pertama banyak peluang tapi pemain kami gugup. Pertandingan ini sangat menarik, dan kami tidak mudah menang atas Bontang,” ujar Robert.(obi)

Selasa, 18 Mei 2010

Dukung Tim Kebanggaan Kita " BONTANG FC"

Terancam Pincang Jelang BFC Dijamu Arema Besok

MALANG– Pelatih Bontang FC Fakhri Husaini tampaknya harus memutar otak lebih keras saat menghadapi tuan rumah Arema Indonesia, Rabu (19/5) besok. Pasalnya di saat dituntut bisa mengimbangi kecepatan penggawa Singo Edan --julukan Arema-- Fakhri terancam tidak bisa menurunkan kekuatan terbaiknya.
Reduksi kekuatan itu karena Marcelino Mandagi dan Fadil Sausu terancam absen menyusul cedera yang diderita saat menghadapi Persema Malang, dua hari lalu. Keduanya dalam pertandingan yang berakhir dengan kekalahan 0-1 The Reds Equator --julukan BFC-- tersebut, ditarik keluar pada babak kedua. Posisi Fadil digantikan Anda Hermawan dan Marcelino digantikan Sardianata. “Tidak ada yang akumulasi kartu.
Tapi saya harus lihat dulu kondisi terakhir Marcel dan Fadil,” ujar Fakhri. Sementara itu, dari penuturan dokter tim, dr I Wayan Sukarta, kondisi dua pemain tersebut sudah semakin membaik. Fadil Sausu dinilainya dapat diturunkan karena ia hanya mengalami kram akibat menjalani jadwal padat kompetisi. Maklum, sebelum berlaga di Superliga, BFC sudah melakoni tiga pertandingan di kancah Piala Indonesia.
Dan penurunan kondisi fisik Fadil diperburuk akibat sakit yang diderita saat di Surabaya. Sebagai catatan, dalam keikutsertaan BFC di babak 16 besar Piala Indonesia di Surabaya, delapan pemain mengalami sakit aneh setibanya di Kota Pahlawan tersebut. “Fadil hanya kelelahan. Kemungkinan besar ia bisa diturunkan,” ujar Wayan Sukarta.
Sementara kondisi Marcelino, dikatakan Wayan lebih meragukan karena sampai saat ini gelandang bertahan yang direkrut pada jeda kompetisi lalu tersebut, masih dalam perawatan. Marcelino mengalami ganggaun pada otot tibia seperiga bagian atas atau lutut kaki kiri karena berbenturan dengan Seme Patrick, bek Persema. Hingga kini, Wayan masih melakukan observasi terkait cedera tersebut. “Saya masih memantau perkembangannya.
Tapi keputusannya akan dilihat besok (hari ini, Red.),” ucap Wayan. Sementara itu, Fadil Sausu yang dikonfirmasi kesiapannya mengaku semuanya tergantung pelatih. Dari sisi fisik, ia mengaku siap. “Tinggal strategi apa yang akan dipakai. Kemarin saya memang kelelahan karena belum seratus persen fit,” ujar Fadil yang beralasan efek sakit di Surabaya masih terasa.
Jika kedua pemain tersebut absen, kemungkinan besar Fakhri akan melakukan rotasi pemain sekaligus merombak sedikit pola permainan. Fadil yang berada di sisi kanan penyerangan, kemungkinan akan digantikan Anda Hermawan yang lebih memiliki visi bertahan. Hal tersebut juga bisa diaplikasikan mengingat kecepatan sayap kiri Arema yang biasa diisi Mohammad Riduan terkenal memiliki akselerasi tinggi.
Sementara di sisi pertahanan, ketiadaan Marcelino Mandagai bisa diperkuat dengan rotasi tiga bek menjadi empat. Tempat kosong yang ditinggalkan mantan pemain Persisam Putra Samarinda tersebut bisa diperankan Iqbal Samad yang pada pertandingan terakhir absen. Itu berarti, ada empat pilar di depan kiper Sumardi. Yaitu Joko Sidik, Patricio Jimenez serta Rusdiansyah.
Sedangkan untuk penyeimbang lini tengah, Kan Kikuchi bisa diplot sebagai gelandang bertahan. “Memang dibutuhkan kondisi fisik yang prima untuk menghadapi tim secepat Arema. Jadi pemain yang paling siap, itu yang akan saya turunkan,” ujar Fakhri Husaini.(obi/ktps)

Senin, 17 Mei 2010

Dimusuhi Dewi Fortuna (1) Persema vs Bontang FC (0)

MALANG– Bontang FC diharuskan bekerja lebih keras dalam 3 pertandingan terakhir Indonesia Super League (ISL). Peluang menambah poin di kandang Persema Malang disia-siakan The Reds Equator --julukan BFC-- menyusul kekalahan 0-1 (0-0) di Stadion Gajayana, Minggu (16/5).
Namun kekalahan ini lebih disebabkan dewi fortuna yang tak memihak. Dilihat dari statistik pertandingan, BFC lebih unggul, baik dalam penguasan bola maupun peluang menciptakan gol. Begitupun irama permainan yang seolah akan memudahkan BFC pulang dengan oleh-oleh poin. Namun, semua usaha yang dilakukan termasuk 3 kesempatan emas yang dimiliki Aldo Baretto dan Kenji Adachihara, gagal mengoyak jala kiper I Komang Putra.
“Inilah sepak bola. Di saat kami menguasai pertandingan dan memiliki berbagai peluang, tapi tidak adanya keberuntungan juga bisa menjadikan hasil akhir tidak seperti harapan,” ujar pelatih BFC, Fakhri Husaini.
Meski dari sisi hasil ia mengaku kecewa, tapi apa yang sudah ditunjukkan Aldo Baretto dkk sudah menunjukkan peningkatan dibanding 3 pertandingan di Piala Indonesia. “Inilah kenyataan yang harus kami terima karena kesalahan kecil yang dilakukan. Tapi saya salut dengan perjuangan pemain yang sudah maksimal,” lanjut Fakhri.
BFC yang datang dengan motivasi tinggi untuk membalas kekalahan di Bontang pada pertemuan pertama langsung menekan sejak menit awal. Dua menit setelah kick off, Kenji Adachihara sudah mendapat kesempatan saat crossing Arifki Eka Putra lepas dari kontrol pemain belakang Persema. Namun tendangannya masih dapat ditepis I Komang Putra.
Tuan rumah yang tidak diperkuat striker terbaiknya, Jairon Feliciano, praktis hanya mengandalkan duet Brima Pepto Sanusie dan Jay Teguh Angga. Banyaknya peluang yang dimiliki duet tersebut ternyata tidak diimbangi dengan bagusnya penyelesaian akhir. Itu ditambah jebakan off side BFC yang berjalan dengan baik yang menyebabkan tuan rumah gagal membuka skor hingga turun minum.
Di babak kedua, upaya tuan rumah mengubah pola serangan terlihat saat Iswandi Dai masuk menggantikan Zainal Ichwan usai turun minum. Strategi pelatih Aji Santoso pun berbuah petaka bagi BFC. Adalah striker muda Jaya Teguh Angga yang berhasil membawa perubahan di papan skor saat pertandingan memasuki menit ke-60. Sundulannya memanfaatkan umpan silang Iswandi Dai, tidak dapat dihalau kiper Sumardi.
Tertinggal 0-1, BFC yang memaksakan hasil positif, terus melakukan tekanan. Termasuk dengan mengganti tiga pemain di babak kedua. Sayang, segala upaya yang dilakukan tidak ada satupun yang berbuah gol. Peluang terbaik dimiliki Aldo Baretto yang berhasil mengirimkan bola ke mulut gawang yang sudah kosong dari kawalan Komang Putra, namun kapten Persema Piere Patrick Seme berhasil menghalaunya.
Peluang di menit 83 tersebut disusul dengan kesempatan Kenji Adachihara di menit 89 yang tendangannya masih melenceng dari sasaran. Alhasil, Laskar Ken Arok –julukan Persema- bisa memantapkan posisinya di papan tengah klasemen sementara.
“Tidak mudah mendapat poin dari tim seulet Bontang. Bukan hanya karena pemain bintang yang dimiliki, namun juga strategi pelatihnya yang selalu menyulitkan lawan. Ini berkah bagi kami yang bisa memanfaatkan kelengahan pemain belakang lawan. Jelas ini modal baik bagi kami di sisa kompetisi,”  ujar Aji Santoso.(obi)