BANDUNG – Kekalahan 1-2 Bontang FC atas Persib Bandung di Stadion Si Jalak Harupat Soreang, Bandung Kamis (11/3) kemarin tak perlu diratapi. Meski unggul sejak menit pertama BFC tak bisa mempertahankan keunggulan dalam 15 menit terakhir. Serangan sporadis yang dibangun Maung Bandung dengan memasang 4 striker memaksa The Red Equator Army mengubur impian mendulang kemenangan perdana atas tim Juara Ligina 1994/1995 itu.
BFC seolah akan membalikkan catatan sejarah yang tidak pernah memihak ketika berjumpa dengan Pasukan Biru Kota Kembang itu. Pasalnya dari 5 pertemuan terdahulu, BFC yang berevolusi dari PKT Bontang belum sekalipun meraih kemenangan. Catatan terbaik adalah imbang dengan skor 3-3.
Peluang membuat catatan baru itu terbuka setelah Kenji Adachihara membuat gol ketika pertandingan baru berjalan satu setengah menit. Striker asal Jepang itu berhasil memanfaatkan miskomunikasi lini belakang Persib, dan menyelesaikannya dengan tendangan keras yang tak mampu dibendung kiper Markus Haris Maulana.
Tertinggal di menit-menit awal, Persib langsung bereaksi. Hanya dengan melakukan serangan bertubi-tubi-lah Persib bisa meraih hasil sempurna. Begitu mungkin yang ada dalam otak pelatih Jaya Hartono. Namun segala upaya yang dilakukan untuk mengurung pertahanan BFC tidak berbuah. Hingga babak pertama usai skor 0-1 tetap bertahan.
BFC yang hanya bisa mengandalkan Kenji Adachihara sebagai tukang gedor seiring absennya Aldo Baretto karena akumulasi kartu, praktis hanya mengandalkan serangan balik cepat. Kondisi itu sejatinya sudah membuahkan hasil kemenangan kala menyambangi kandang Sriwijaya FC Palembang Minggu (7/3) lalu. Akibatnya, serangan yang dibangun anak asuh Fachri Husaini sangat rapuh meski lini belakang Persib juga terlihat sangat keropos.
Pola gerendel untuk menahan serangan bergelombang yang dibangun Eka Ramdani ataupun Atep di sisi kanan pertahanan BFC, adalah satu-satunya pilihan yang bisa dilakukan Fachri. Pasalnya meladeni permainan terbuka dengan tim dengan kecepatan tinggi seperti Persib juga bukan pilihan tepat.
Kinerja itu efektif hingga pertengahan babak kedua. Namun petaka BFC akhir datang dalam tempo yang sangat singkat. Permainan lugas stopper anyar Kan Kikuchi hingga menit ke-73 ternyata tidak mampu diperankan Trias Budi yang masuk menggantikannya.
Apalagi 2 menit sebelumnya Persib menambah daya gedor lini depan dengan memasukkan Airlangga Sucipto dan mengganti libero sekaligus kapten tim Maman Abdurrahman. Praktis dengan 4 striker, Persib kian mudah melakukan serangan. Satu striker lain adalah Budi Sudarsono yang masuk di akhir babak pertama. Sementara duet ujung tombak utama, Christian Gonzales dan Hilton Moriera sudah beroperasi sejak menit awal.
Perjudian Jaya berhasiil. Semenit setelah pergantian Kan Kikuchi, gol yang ditunggu pun lahir. Tandukan Christian Gonzales tak mampu dihalau Ade Mochtar. Memanfaatkan tendangan penjuru cepat Gilang Angga, El Loco-julukan Gonzales berhasil memanfaatkan lemahnya koordinasi lini belakang BFC sepeninggal Kikuchi.
Tahu BFC dalam kondisi limbung usai kedudukan imbang, Persib kian menekan. Sembilan menit berselang dari gol pertama, giliran Hilton Moriera yang mengoyak gawang Ade. Lagi-lagi, gol itu lahir dari gagapnya lini belakang BFC mengantisipasi tendangan penjuru. Bola liar di depan gawang BFC diselesaikan dengan sontekan ringan untuk mengubah skor 2-1.
Meski BFC akhirnya keluar menyerang di 7 menit sisa waktu pertandingan, namun itu sudah telat. Persib yang berusaha mengamankan hasil akhir giliran menumpuk pemainnya di barisan pertahanan.
“Saya tetap bangga melihat perjuangan dan kerja keras pemain. Mereka sudah berusaha semaksimal mungkin,” sebut Fachri .
Sementara Jaya Hartono mengaku, gol cepat yang diciptakan Kenji, sempat membuyarkan konsentrasi pemainnya. “Kami kecolongan di menit-menit awal, permainan Bontang FC begitu cepat dan membuat lini belakang kaget. Hanya dengan penyerangan frontal kami bisa menang, itu yang saya pikirkan,” ujar Jaya. (obi/im/kpnn/kaltim post)