“BUKAN bermaksud mencari kesalahan, kami akui memang kalah dari PSPS. Mereka main lebih bagus. Tapi kami sangat terganggu dengan bunyi peluit yang ditiup penonton,” keluh Andi Faisal Hasdam, General Manajer Bontang FC menanggapi sikap kurang terpuji penonton di Stadion Kaharuddin Nasution Rumbai.
Kejengkelan Andi Faisal Hasdam atau yang akrab disapa Ical tersebut memang cukup beralasan. Pasalnya berkali-kali pemain yang berada di lapangan terlihat salah menyikapi bunyi peluit yang ternyata bukan hasil tiupan wasit M Safei asal Bandung, pengadil pertandingan kemarin.
Seperti yang dialami Fadil Sausu di sisi kiri pertahanan PSPS saat babak kedua. Kala itu ia mengalami benturan dengan salah satu pemain tuan rumah. Namun karena menganggap benturan itu merupakan pelanggaran, ia membiarkan bola. Tapi ternyata bunyi peluit tersebut bukan dari wasit. Meski hal itu tidak diprotes Fadil, namun kesalah pahaman tersebut membuat Ical yang berada di pinggir lapangan cukup respek. Akhirnya ia mendatangi pengawas pertandingan dan meminta Panpel mengimbau penonton tidak membunyikan peluit.
“Kami mohon penonton tidak membunyikan peluit,” ujar MC pertandingan melalui pengeras suara.
Namun jika BFC merasa risih dengan bunyi peluit tersebut, kekalahan sejatinya bersumber dari ‘tukang tiup peluit’. Hal itu merujuk pada dua gol yang diciptakan M Isnaini. Apa pasal? Usut punya usut, striker yang kini sudah mencetak 7 gol bagi PSPS di Superliga tersebut ternyata berprofesi sebagai polisi dan bertugas di Poltabes Pekanbaru. (obi, Kaltim post))
Kejengkelan Andi Faisal Hasdam atau yang akrab disapa Ical tersebut memang cukup beralasan. Pasalnya berkali-kali pemain yang berada di lapangan terlihat salah menyikapi bunyi peluit yang ternyata bukan hasil tiupan wasit M Safei asal Bandung, pengadil pertandingan kemarin.
Seperti yang dialami Fadil Sausu di sisi kiri pertahanan PSPS saat babak kedua. Kala itu ia mengalami benturan dengan salah satu pemain tuan rumah. Namun karena menganggap benturan itu merupakan pelanggaran, ia membiarkan bola. Tapi ternyata bunyi peluit tersebut bukan dari wasit. Meski hal itu tidak diprotes Fadil, namun kesalah pahaman tersebut membuat Ical yang berada di pinggir lapangan cukup respek. Akhirnya ia mendatangi pengawas pertandingan dan meminta Panpel mengimbau penonton tidak membunyikan peluit.
“Kami mohon penonton tidak membunyikan peluit,” ujar MC pertandingan melalui pengeras suara.
Namun jika BFC merasa risih dengan bunyi peluit tersebut, kekalahan sejatinya bersumber dari ‘tukang tiup peluit’. Hal itu merujuk pada dua gol yang diciptakan M Isnaini. Apa pasal? Usut punya usut, striker yang kini sudah mencetak 7 gol bagi PSPS di Superliga tersebut ternyata berprofesi sebagai polisi dan bertugas di Poltabes Pekanbaru. (obi, Kaltim post))