BONTANG – Aroma balas dendam tersaji pada pertemuan Bontang FC saat meladeni PSM Makassar di Stadion Mulawarman Bontang, mala mini. Ujian berat bagi eksistensi Fachri Husaini yang belum sekalipun memenangkan pertandingan dari 7 laga di Superliga musim ini, sekaligus menjadi arena pembuktian bagi Ali Khadafi dan Aldo Bareto dan Iqbal Samad yang musim sebelumnya masih menjadi bagian Pasukan Ramang.
Bagi ketiga pemain pertemuan ini menjadi sangat spesial dan menjadi momentum terbaik meraih kemenangan perdana. Ali Khadafi yang merupakan nama terakhir dari skuad PSM Makassar yang akhrinya menyeberang ke Bontang FC jelas tidak ingin melewatkan kesempatan berjumpa dengan kompatriot lamanya. Apalagi beban berat saat ini diembannya sebagai playmaker dan nafas Laskar Khatulistiwa. Sementara Aldo Bareto dan Iqbal Samad sudah melepas seragam Merah-Merah kebanggaan PSM Makassar sejak pertengahan musim lalu. Keduanya tidak tahan dengan rencana rasionalisasi gaji akibat krisis keuangan klub dan memilih pelabuhan baru. Iqbal langsung parkir di Bontang sementara Aldo sempat singgah di Samarinda.
Melihat hal ini, ketiganya jelas termotivasi memenangkan tim yang sudah memberikan jaminan kelangsungan karir dan ekonomi. Selain itu, ketiganya tidak bisa membiarkan timnya berlama-lama tidak meraup angka mutlak. Bahkan dari 18 kontestan Superliga, Bontang FC hanya ditemani Pelita Jaya Karawang dan Persitara Jakarta Utara yang belum merasakan kemenangan. Karena itulah ketiganya wajib memberikan jaminan nama Fachri Husaini tetep menjadi panutan, hanya dengan syarat kemenangan.
Penggawa Bontang PKT-nama lama Bontang FC saat meladeni PSM Makassar di final Liga Indonesia 2000 itu jelas menginginkan tiga angka yang sekaligus bisa menjadi obat penghapus lara. Minus kapten Satria Fery, Fachri tetap menargetkan kemenangan. “Kami harus tampil maksimal. Ini rumah kita, tidak boleh ada lagi yang mencuri poin di sini,” ujarnya.
Sementara bagi Hanafing, pertandingan ini akan menjadi arena untuk meneruskan tradisi lama. Ya, selama 10 kali pertemuan terakhir, dan 5 diantaranya dimainkan di Bontang, PSM hanya kalah sekali dengan dua kali seri. Sementara saat menjamu lascar Khatulistiwa, 4 kemenangan dengan sekali lascar Khatulistiwa mencuri satu angka. Artinya, Bontang merupakan lumbung kedua untuk mendulang angka. “Dalam sepak bola ada tradisi yang harus dipegang teguh. Salah satunya adalah tradisi kami (PSM,Red.) yang selalu mendapat angin segar saat main di Bontang,” kata Hanafing.
( sumber : Kaltim post )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar